Yogyakarta, Buana Pers – Saat memasuki gedung kampus 3 Universitas Mercu Buana
Yogyakarta, tentunya akan disambut dengan sejumlah poster yang menghiasi dinding tentang
larangan merokok. Namun, tak jarang ditemukan banyak puntung rokok yang bertebaran di
sekitar lantai kampus. Selain itu, aroma, serta asap rokok yang menyeruak juga menjadi polusi di
area kampus.
Sangat disayangkan, karena pada area kampus sudah jelas tertulis area bebas rokok, tetapi
banyak sampah rokok di tempat yang sama. Lantas, apakah poster tersebut hanya dijadikan
pajangan semata ? apakah hanya formalitas kampus saja atau memang masyarakat kampus yang
melanggar aturan?
Hal ini mungkin terkesan sepele bagi masyarakat kampus, tetapi berbagai suara telah dikeluarkan
oleh mahasiswa mengenai fenomena ini. Baik pelaku yang merokok hingga mereka yang kontra
terhadap rokok, memiliki pendapat masing-masing dan harapan untuk kampus.
Seperti yang diketahui, perihal rokok ini memang menjadi langganan topik yang
diperbincangkan karena menuai pro dan kontra. Sebagian orang berpendapat merokok adalah hal
yang penting untuk dirinya karena, membantu meningkatkan mood serta menghangatkan badan.
Sedangkan yang lain berpendapat bahwa itu merugikan, karena menyebabkan polusi udara
terutama bagi mereka yang non-perokok.
Hal ini, menyebabkan keluhan dan keresahan dari sebagian mahasiswa terkait fenomena
merokok di kampus. Salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi, IA, memberikan pernyataan bahwa
dirinya merasa terganggu dengan aktivitas para perokok aktif yang ada di kampus 3 UMBY.
“Asapnya bikin sesak karena dari awal ga suka rokok, terus kayak orang orang ini tuh ga
bertanggung jawab jawab. Padahal udah ada tulisan kawasan larangan merokok,” ujar IA.
IA sangat menyayangkan akan kejadian ini, dan berharap masyarakat kampus, terlebih lagi para
perokok, untuk meningkatkan kesadaran diri. “Kalau memang mau merokok, kan ada tempat
yang lebih bisa dijadikan opsi buat ngerokok,” lanjut IA.
Selain itu, terdapat mahasiswa dari fakultas yang sama, yakni AR, sebagai tim netral dalam
menanggapi fenomena ini. Dirinya tidak merasa keberatan meskipun terkadang merasa
terganggu. “Saya ga keberatan sih mbak, paling kalau terganggu saya yang cari alasan buat pamit
gitu sih,” ujar AR. Akan tetapi ia tetap berharap kampus dapat memfasilitasi smoking area.
“Saran saya kampus bisa sediakan smoking area ya!, supaya bisa saling nyaman satu sama lain.
Karena saya pikir mereka ngerokok di amphitheater, yaa karena belum ada area yang memadai
untuk ngerokok di kampus,” kata AR.
Di sisi lain, muncul pernyataan dari pelaku rokok, FP, mahasiswa Ilmu Komunikasi, sebagai
tanggapan akan hal ini. Dirinya menyatakan bahwa tidak ada yang salah karena amphitheater dan
sekitarnya merupakan tempat terbuka. “Lagian banyak yang ngerokok disitu, saking banyaknya
ya kayak yaudah lah, udah biasa. Lagian banyak yang ngelanggar, jadi ikutan saja,” kata FP.
Namun dirinya berharap kampus dapat menyediakan tempat untuk smoking area agar tidak
mengganggu yang lain.
Penulis : Salsabila Khalisa
Editor : Marischa