Penulis : Puput Putri Sindi | Editor : Alan Dwi Arianto

Yogyakarta, Buana Pers – Seperti yang kita ketahui Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) telah melakukan masa Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) pada 5 sampai 6 September 2023 di Gedung Sport Center, Kampus 1, Jalan Wates Km. 10 Yogyakarta.
Kegiatan ini merupakan kali kedua PKKMB dilaksanakan secara offline setelah masa pandemi pada tahun 2020. Rasa-rasanya permasalahan pada PKKMB tahun sebelumnya sudah ada catatan evaluasi terkait pelaksanaan acara dan bagaimana koordinasi yang terjadi. Namun, sepertinya evaluasi hanyalah menjadi sebuah evaluasi tanpa ada penerapan yang melekat.
Masalah koordinasi dan komunikasi sudah seharusnya menjadi poin utama yang harus dimiliki dalam sebuah kepanitiaan. Tapi, ternyata kedua hal tersebut masih terbilang kurang pada perhelatan akbar bagi maba miba tahun ini.
Banyak maba miba yang mengeluhkan kurang jelasnya informasi dari panitia, penyampaian yang mendadak, hingga adanya miskomunikasi baik antar panitia, maupun panitia ke mahasiswa baru.
Atas berbagai permasalahan yang terjadi dari pihak panitia menjelaskan bahwa informasi yang diberikan oleh pihak kampus juga terbilang mendadak. Selain itu, masih dibukanya portal pendaftaran sampai H-1 kegiatan PKKMB membuat panitia juga kewalahan dalam mencari mahasiswa tersebut. Panitia menambahkan bahwa persiapan PKKMB dilakukan selama sebulan sebelum dilaksanakan kegiatan, tetapi nyatanya informasi-informasi penting tersalurkan kepada mahasiswa sangat mendadak.
Lalu timbul pertanyaan, apakah alasan persiapan sebulan itu membuat informasi yang disampaikan harus serba mendadak? Bagaimana dengan koordinasi dan komunikasi yang terjalin oleh panitia ke maba?
Salah seorang mahasiswa baru yang diwawancarai awak buana pers melalui personal chat mengatakan bahwa informasi yang detail dan fix mengenai PKKMB baru didapatkan pada tanggal (4/9/2023) artinya baru H-1 pelaksanaan kegiatan. Ia juga menambahka bahwa LO yang bersangkutan lama dalam merespon pertanyaan dari maba tersebut. Hal tersebut menyebabkan banyak terjadinya miskomunkasi antara maba dan panitia.
Ia juga memberi bantahan pada argument panitia mengenai alasan keterlambatan info tersebut,
“jikalau alasannya memang karena pembukaan portal pendaftaran sampai tanggal 4, mengapa info yang seharusnya dapat diberikan terlebih dahulu kepada mahasiswa dapat terlambat. Jika ada mahasiswa baru tinggal memberi info lagi. apa susahnya!!,” tambahnya
Selain itu, maba miba mengeluhkan pada saat pembuatan paper mob. Memang, pembuatan paper mob tidak bisa dilakukan dengan cepat, dikarenakan membutuhkan waktu yang lama untuk mengatur mahasiswa yang banyak.
Pada tanggal (5/9/2023) tepatnya hari pertama PKKMB universitas, sebenarnya sudah dilakukan persiapan. Tetapi pada akhirnya pembuatan paper mob diundur, dengan alasan “baru gladi”. Mahasiswa baru mengeluhkan karena sudah 1 jam berada di lapangan, namun tidak ada informasi bahwa itu hanyalah gladi kotor (latihan saja). Jadi, mau tidak mau pada hari kedua PKKMB kembali membuat formasi paper mob walaupun dengan waktu yang lama yaitu 3 jam dan cuaca saat itu benar-benar panas mahasiswa baru banyak yang mengeluh atas kegiatan tersebut.
Melihat banyaknya permasalahan komunikasi dan koordinasi yang terjadi, maka perlu adanya evaluasi yang dengan harapan bisa dijadikan catatan untuk kegiatan-kegiatan kampus selanjutnya. Komunikasi jangan hanya sekadar komunikasi, namun harus dibarengi dengan koordinasi yang relevan pula.
Waktu sebulan persiapan memanglah waktu yang sangat singkat dalam mempersiapkan perhelatan akbar seperti ini. Namun, tidak menjadi alasan untuk terjadinya komunikasi yang buruk. Pengeluhan terkait keosnya PKKMB ini bukan hanya disampaikan oleh maba miba saja, tetapi dari berbagai aspek termasuk dari panitia yang bertugas. Masa iya sekelas PKKMB universitas buat rapatnya hanya sekali (secara offline).
Seharusnya, catatan buruk PKKMB tahun kemaren menjadi sebuah peluang untuk memperbaiki yang tahun ini. Namun, ternyata permasalahan masih sama dan belum ada perubahan yang signifikan. Jangan sampai evaluasi ini hanya menjadi sebuah catatan usang yang tak terlihat.