Penulis : Ayu Romauli Octisa | Editor : Marischa
Sumber foto : Ayu Romauli Octisa
Yogyakarta, Buana Pers—Sulitnya akses login Wi-Fi di Kampus 3 Universitas Mercu Buana Yogyakarta menjadi salah satu keresahan baru yang sangat menjengkelkan bagi mahasiswa pada beberapa bulan terakhir ini. Mahasiswa harus login berulang kali untuk bisa menggunakan Wi-Fi yang pada akhirnya mendapat limitasi penggunaan Wi-Fi.
Bagaimana mungkin pembayaran yang cukup tinggi namun fasilitas yang disediakan kurang memadai, bahkan tidak selaras dengan jumlah pembayaran yang dikeluarkan mahasiswa untuk kampus. Seharusnya hal ini tidak terjadi, karena sudah semestinya kampus menyediakan fasilitas yang memadai khususnya akses jaringan yang sangat dibutuhkan oleh mahasiswa untuk mendukung kegiatan perkuliahan.
Perubahan sistem dalam mengakses Wi-Fi kampus ini mungkin merupakan suatu inovasi yang kampus ciptakan agar penggunaan Wi-Fi tidak digunakan sembarangan oleh orang diluar civitas akademik UMBY yang menggunakan fasilitas kampus secara ilegal. Sebenarnya inovasi ini patut diapresiasi, namun perlu menjadi pertimbangan bahwa inovasi ini juga mengakibatkan ketidaknyaman bagi mahasiswa. Seharusnya inovasi itu diciptakan untuk mengatasi masalah yang ada. Sayangnya inovasi ini bukannya mengatasi dan menyelesaikan masalah, tetapi justru inovasi ini malah menambah masalah dan keresahan setiap mahasiswa.
“Masalah Wi-Fi ini cukup membuat mahasiswa tidak nyaman sih, sebenernya nggak papa kalo kampus mau ngubah aturan mengenai Wi-Fi dengan cara memasang password, agar pihak diluar civitas akademika UMBY nggak manfaatin fasilitas kampus secara ilegal. Tetapi paling tidak, akses password-nya janganlah setiap hari harus login, setiap ninggalin kampus cuma buat ke warung samping baliknya harus login lagi. Meskipun masalah ini sepele, tapi pada kenyataannya banyak mahasiswa yang ngeluhin,” ujar ND salah satu mahasiswa kampus 3 UMBY saat diwawancarai oleh awak Buana Pers.
Keluhan para mahasiswa terkait sistem Wi-Fi kampus ini banyak sekali terdengar, terlebih para mahasiswa yang menghabiskan kesehariannya di kampus untuk sekadar mengerjakan tugas atau menunggu kelas selanjutnya. Alih-alih menggunakan Wi-Fi, mereka mau tidak mau harus mengisi kuota internet untuk mengerjakan tugas dan sekedar membuka e-learning atau SIA. Bagaimana bisa mahasiswa menikmati fasilitas kampus atas pengorbanan yang dikeluarkan untuk membayar uang kuliah jika kampusnya sendiri tidak menyediakan fasilitas yang layak bagi mahasiswanya.
“Aku tipe mahasiswa yang termasuk lebih suka ngerjain tugas di kampus jadi perlu banget akses jaringan yang baik selama berada di kampus. Kalau sewaktu-waktu ga bisa login Wi-Fi, kita mesti nyiapin kuota untuk cadangan biar bisa buka e-learning dan ngerjain tugas,” lanjut ND.
Mahasiswa lain juga turut angkat bicara terkait dengan sulitnya akses Wi-Fi kampus ini, salah satunya yaitu YF mahasiswi kampus 3 Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
YF mengatakan bahwa, untuk mengakses atau login ke Wi-Fi kampus harus berulang kali dilakukan, karena ketika jaringannya terputus harus diakses kembali dengan memasukan NIM dan tanggal lahir dan memakan waktu yang lama.
“Jadi menurutku kayak kenapa diginiin, emang ga boleh ya semuanya itu make? tapi mungkin pihak kampus itu menerapkan seperti itu agar lebih menghemat mungkin yah, entah itu menghemat, atau untuk keamanan akses atau apa, aku juga ga tau, gada alasan yang jelas juga dari pihak kampus, harusnya ada penjelasan sih dari pihak kampus mengenai sistem login Wi-Fi ini, kenapa harus login dulu pake NIM sama tanggal lahir mahasiswa gitu. Oh terus juga performa Wi-Fi sekarang tuh lelet, ga secepet dulu sebelum Wi-Fi nya kaya gini,” lanjutnya.
Kerumitan akses Wi-Fi dan keluhan mahasiswa tersebut, perlu diperhatikan oleh pihak kampus Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Karena hal ini juga cukup berpengaruh akan kelangsungan aktivitas belajar mahasiswa di kampus.