Yogyakarta, Buana Pers – Selain sebagai kota pelajar, Yogyakarta juga dikenal luas akan destinasi wisatanya yang sangat beragam. Banyak referensi yang bersumber dari internet maupun media sosial mengenai wisata yang dapat dikunjungi di kota tersebut. Salah satunya adalah Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) yang berada di Jalan Kaliurang Km 22,6, Kecamatan Pakem, Sleman, DIY.
Taman Nasional Gunung Merapi sendiri adalah sebuah taman wisata alam sekaligus memiliki fungsi sebagai hutan lindung yang letaknya di kawasan gunung Merapi.
Terdapat fenomena yang menjadi ciri khas tempat wisata ini. Adalah dijumpainya beraneka flora karena area taman dikelilingi oleh hutan. Bahkan terdapat monyet yang bergelantungan di sekitar pohon dan bermain bebas di area taman bersama pengunjung maupun di sekitar tempat berjualannya pengusaha kuliner.
Meskipun begitu, kehadiran monyet-monyet liar itu memberikan berbagai tanggapan dari masyarakat. Yang seharusnya monyet berada di dalam hutan, justru membentuk koloni dan memasuki area taman, yang bagi sebagian kalangan merasa terganggu.
Alvin yang merupakan pengunjung TNGM mengatakan bahwa ia sudah beberapa kali berkunjung ke tempat wisata tersebut dan melihat monyet yang ada di dalam taman. Ia mengatakan bahwa belum pernah diganggu oleh monyet yang ada di dalam taman tersebut. Jika berhadapan dengan monyet yang ada dalam taman, Alvin tidak merasa takut selama tidak membawa makanan.
“Berdasarkan pengalaman pribadi, selama kita nggak pegang makanan atau apa, monyet nggak ganggu sih. Kalau kita bawa makanan dia pasti langsung nyerang. Karena ya, dari pengunjung-pengunjung lain kan udah sering ngasih makan. Jadi kalau liat pengunjung bawa makan, langsung diserbu,” tutur Alvin saat diwawancarai oleh Buana Pers pada Sabtu (27/08/2022).
Sedangkan untuk berinteraksi langsung dengan monyetnya, Alvin mengurungkan niatnya karena mengetahui monyet-monyet tersebut cukup liar.
Sementara itu, Pak Go seorang pengusaha kuliner Sate Playboy, mengatakan bahwa ia cukup terganggu dengan kehadiran monyet-monyet tersebut. Kerap kali monyet tersebut mencuri makanan dari tempat jualannya, dan tidak hanya satu atau dua monyet. Tetapi terkadang membawa sekelompok kawanannya, terkhususnya pada hari sepi pengunjung.
“Kita halau biar pergi, ternyata di belakang ada lagi yang nyuri dari belakang. Apalagi pas hari sepi, karena monyetnya udah terbiasa dikasih makan, otomatis kan dia ketergantungan. Makanya kalau hari sepi, jarang makanan kita keluarkan, karena pasti dicuri. Tapi kalo hari rame terbantu dengan pengunjung. Biasanya mereka yang ngasih makan,” ungkap Pak Go.
Dian selaku Pengendali Ekosistem Taman Nasional Gunung Merapi mengatakan bahwa monyet yang ada di taman tersebut adalah satwa liar yang menjadi bagian dari pengelolaan taman. Dengan sumber makanan yang masih tersedia di alam, seperti buah-buahan, biji-bijian, dan pucuk daun.
Sebagai pengelola taman, monyet-monyet tersebut dianggap sebagai aset. Namun bagi pengusaha kuliner, monyet tersebut dianggap sebagai hama dan terkadang juga satwa tersebut berebut makanan.
“Tapi sebenarnya itu karena adanya wisata di sini, akhirnya ada perubahan perilaku satwa karena mereka dikasih makan seperti gacah tempe, kacang, dan sebagainya. Padahal makanan alami mereka itu yang ada di alam,” imbuh Dian.
Dian juga menghimbau kepada para pengunjung untuk tidak memberi makan kepada satwa liar agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Karena pengunjung bisa saja diserang oleh para satwa tersebut.
Reporter dan Penulis : Metrik Pramesti
Penyunting: Khoirul Atfifudin