Menjadi rahasia umum bahwa saat ini banyak perubahan yang terjadi dalam bidang teknologi, ekonomi, politik, hingga budaya. Tuntutan zaman kepada setiap individu pun semakin terlihat lebih kentara. Sedangkan jika kita telisik lebih dalam tentang perubahan pada zaman ini, terkadang tidak selaras dengan pemikiran kebanyakan orang di lingkungan kita.
Hal itu sering dijumpai pada sosial media, beberapa kasus tentang individu yang ingin memperlihatkan bahwa ia menyukai pakaian yang terbuka, berjoget didepan umum, menyukai K-Pop atau anime misalnya, lalu mengunggahnya pada sosial media, maka akan banyak komentar pro dan kontra mengenai individu tersebut.
Bagi masyarakat yang telah memiliki pikiran yang terbuka mengenai perkembangan zaman, maka hal itu akan dianggap biasa saja atau malah cenderung cuek. Tetapi ada juga stigma tentang perubahan zaman yang mengarah pada hal negatif, karena sesuatu berbeda dari apa yang sering dilakukan masyarakat umum. Sehingga hal itu dianggap aneh dan tidak pantas. Stigma inilah yang terkadang mendorong individu untuk tidak memperlihatkan atau menjadi dirinya sendiri.
Bahkan sejak kecil pun para orang tua sering kali mengatakan jangan berlari, jangan banyak berbicara, jangan banyak tingkat dan yang lainnya. Hal itu yang sering terdengar dan tertanam pada individu yang membuatnya susah untuk menjadi seperti yang diinginkannya. Padahal jika mendapatkan dukungan dari lingkungan keluarga maka talenta bakat dan kepercayaan diri individu pasti akan terlihat.
Pun selain tuntutan lingkungan untuk setiap individu yang terkadang tidak masuk akal, anggapan mengenai sulitnya menjadi diri sendiri sebenarnya tidak pernah terlepas dari faktor internal individu. Setiap manusia dewasa menyadari bahwa mental yang dimiliki individu berbeda-beda. Menjadi diri sendiri itu sulit karena pikiran-pikiran negatif yang datang dari pikiran kita sendiri.
Beberapa orang berfikir bahwa akan lebih baik jika menjadi orang lain atau membangun citra diri yang baik di depan orang lain karena takut tidak diterima di lingkungannya. Takut melakukan kesalahan yang sama jika menjadi diri sendiri, takut melukai orang lain. Rasa takut dan pikiran negatif inilah yang membuat seseorang sulit untuk menjadi seperti dirinya sendiri.
Oleh karenanya, jikalau faktor eksternal dan internal dapat mempersulit dalam mengembangkan untuk menjadi diri sendiri, alangkah baiknya jika kedua hal itu justru memberikan dorongan berupa motivasi. Dari situlah setiap individu diharapkan mampu untuk berkembang dan berusaha membangun citra yang baik untuk dirinya sendiri tanpa harus menjadi orang lain.
Penulis :Theresia Rut Anggelang Ua
Penyunting: Khoirul Atfifudin
Sumber Gambar: https://id.pinterest.com/pin/129689664260841514/feedback/?invite_code=c7c9b0fe34a44ce8a8fc903b2c888c66&sender_id=1124070525652522590