Semakin meningkatnya penggunaan sosial media di dalam kehidupan sehari-hari, tentu saja
pengaruh yang ditimbulkan cukup signifikan bagi diri kita. Di mana acap kali waktu kita dihabiskan hanya untuk membuka sosial media. Entah untuk melihat sederet postingan ataupun sekedar mengetahui informasi terkini. Hal tersebut, secara sadar ataupun tidak sadar dapat mempengaruhi pola pikir, kesehatan mental, serta perilaku kita.

Sebut saja semisal ada unggahan dari seseorang, seringkali akan ada tanggapan pandangan dari orang yang melihatnya. Pun dibalik semua unggahan tersebut, dampak yang diberikan oleh sosial media (pada umumnya) membuat kita memiliki sifat-sifat racun.

Sifat racun atau yang biasa disebut toxic trait bisa diartikan sebagai sifat yang menyusahkan orang lain secara fisik atau emosional, pun dapat merugikan diri sendiri. Seseorang dapat disebut toxic people karena orang tersebut memberikan pengaruh negatif terhadap lingkungan sekitarnya.

Misalnya ada seseorang yang selesai melihat postingan di instagram, acap kali ia ingin terlihat sama dengan orang yang dilihatnya. Sehingga pemikiran seperti itu sudah termasuk sifat racun atau toxic trait yang ia bawa dari dunia virtual.

Ada ironis di mana hal seperti itu dapat membangkitkan sisi negatif berupa sikap hedonisme terkhusus dalam lingkungan pertemanannya. Sifat berupa selalu ingin berada dalam lingkungan pertemanan yang serba sempurna. Walhasil, jika lingkungan sekitar tidak sesuai dengan apa yang ia mau, maka ia akan mencari lingkungan baru sesuai dengan yang diinginkannya.

Dari situ kita bisa menyimpulkan bahwa toxic people memiliki kecenderungan untuk bersikap egois karena hanya memikirkan kesenangannya sendiri. Orang tersebut tentunya akan mendapatkan pandangan buruk dari lingkungan yang ditinggalkannya. Alih-alih akan sukar untuk mendapat kepercayaan dari orang lain jika ia selalu bersikap egois.

Lalu bagaimana cara kita agar bisa terhindar dari sifat toxic itu? Yang pasti
dan utama adalah selalu percaya dan mengenal diri sendiri. Jika kita sudah mengenal diri sendiri dan percaya terhadap apapun yang kita punya, maka kita tidak akan mudah untuk terpengaruh hal-hal yang sifatnya racun.

Pun sebagai pengguna sosial media yang bijak, kita harus dapat menyaring sesuatu yang perlu kita ikuti dan tidak perlu kita ikuti. Semisal ada sesuatu yang dirasa membawa pengaruh negatif terhadap diri kita, maka berhentilah untuk mengikutinya. Perlu juga untuk kita lebih selektif dalam memilih lingkungan pertemanan, karena hal tersebut mudah memberikan pengaruh baik yang sifatnya positif ataupun negatif.

Penulis : Veronica Kireina

Editor: Khoirul Atfifudin