Yogyakarta, Buana Pers – Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKiS) dan Lembaga Pers wilayah  Yogyakarta melaksanakan agenda pertemuan rutin mengenai “Gerakan Kampanye Bersama Merespon dan Melawan Mis/Dis Informasi” yang digelar di D’lumpang Cafe and Resto. Jl. Raya Janti No.7, Wonocatur, Banguntapan, Kec. Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta tepatnya pada hari Senin (20/11/2023).

Pelaksanaan agenda rutin tersebut turut melibatkan 25 orang yang terdiri dari anggota, admin kolabolator, serta Komunitas & Kelompok dampingan Yayasan LKiS yang berada di wilayah Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Kulon Progo, LPM Arena, LPM Rethor, LPM Poros, LPM Mua’limin Muhammadiyah serta Buana Pers.

Agenda pertama yang dibahas dalam pertemuan ini terkait isu yang sedang ditangani antar delegasi pers lainnya yakni perampasan ruang hidup dan publik, akses pendidikan yg mahal, maraknya kasus bunuh diri di lingkungan mahasiswa, penyalahgunaan kekuasaan, penegasan kebijakan hak cipta terkait meningkatnya intesitas buku bajakan, penyebaran  hoax di sosial media terkait pemilu, HAKTP pendewasaan usia pernikahan, dan perlindungan kaum minoritas di tahun politik.

Dari beberapa isu tersebut yang menjadi fokus utama dalam diskusi ini adalah  pemilu.”Seperti yang kita ketahui bahwa kurang dari 3 bulan lagi, Indonesia akan melaksanakan Pilpres 2024. Dimana hal ini menyebabkan kerusuhan antara lain politik identitas, politik dinasti, tersebarnya hoax negatif yang dapat mematikan potensi dan kualitas para calon pemimpin di masa depan,” tutur Vina seorang anggota PMII KLI (Koalisi Lintas Isu)  saat diwawancarai oleh awak Buana Pers.

Berkaca pada pemilu 2019 lalu, kita mengetahui bersama bahwa pemilihan umum berpotensi melahirkan berita hoax dari berbagai pihak demi memenangkan pemilu. Hal semacam ini penting untuk dicegah atau setidaknya diantisipasi bersama.

Seperti yang akan dilaksanakan pada tahun 2024 mendatang, Indonesia akan melangsungkan demokrasi terbesar yaitu Pemilihan Umum presiden dan wakil presiden, dan tidak menuntut memungkinkan konten media akan lebih berfokus pada isu-isu yang cenderung memecah belah berbagai pihak dan melahirkan polarisasi di tengah-tengah masyarakat, padahal media seharusnya menjadi ruang ekspresi dari berbagai kalangan masyarakat untuk menyuarakan dan menyalurkan aspirasinya.

Tujuan dari Gerakan Kampanye ini adalah memperkuat kapasitas organisasi, terutama admin media sosial tentang situasi demokrasi menjelang pemilu. Ada pun tujuan secara terperinci dapat dijabarkan menjadi tiga yakni ; mengedukasi serta mengkampanyekan narasi pemilu damai, menyuarakan dan merespon dinamika demokrasi menjelang pemilu yg berkembang di media sosial, serta membuat konten bersama terkait isu demokrasi menjelang pemilu yang berkembang di media sosial.

“Kami memulai kembali pertemuan rutin temu diskusi ini sekitar November pada tahun 2022. Harapannya pertemuan rutin ini dapat berjalan setiap bulan agar hubungan antara delegasi semakin erat serta dapat memberikan narasi dan mengontrol berita terkait isu pemilu. Agenda diskusi ini akan dilangsungkan kembali saat akhir desember mendatang,” tutur  Noviana salah satu anggota LKiS selaku panitia pelaksana diskusi.

Dari diskusi ini kemudan menjadi poin penting bahwa menguatkan nilai-nilai demokrasi di ruang-ruang digital menjadi salah satu alternatif yang bisa ditempuh, untuk melawan mis/dis informasi. Karena dunia digital menawarkan kecepatan penyebaran serta jangkauan yang sangat luas. Oleh karena itu, media menjadi senjata yang seharusnya bisa dimanfaatkan dan dimaksimalkan dengan nilai-nilai positif, salah satunya dengan menguatkan nilai-nilai demokrasi.

Reporter dan Penulis : Vicka Berliana

Editor : Marischa

Sumber Foto : Vicka Berliana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *