Patriarki dan kesetaraan gender, dua hal yang memiliki keterkaitan dan kerap menjadi problematika sosial yang belum terselesaikan. Meskipun seiring berjalannya waktu, patriarki sendiri tetap sulit diatasi. Hal ini seringkali menjadi momok bagi perempuan karena mereka akan selalu dirugikan.

Patriarki sendiri menetapkan kasta atau posisi perempuan harus selalu di bawah laki-laki. Pemikiran tersebut membelenggu perempuan untuk bergerak. Tak jarang perempuan dituntut untuk tetap tunduk dan memenuhi keinginan laki-laki tanpa diberi kebebasan dalam berekspresi dan menentukan pilihannya sendiri.

Adat budaya yang turun temurun menjadikan patriarki tetap melekat bagi masyarakat. Anggapan bahwa perempuan merupakan makhuk yang lemah, tetap berjalan meskipun zaman sudah bergerak maju. Patriarki juga dapat menghancurkan banyak aspek bagi perempuan, mulai dari ranah pendidikan, psikologis, hingga pekerjaan.  

Sudah banyak kasus patriarki yang semakin menghantui perempuan dalam melangkah. Adanya ketertinggalan pendidikan yang mayoritas terjadi pada perempuan, tingginya angka kasus depresi yang dialami perempuan, serta banyaknya korban pelecehan seksual yang merenggut masa depan perempuan. Perempuan dipaksa untuk tetap bungkam sehingga kasus-kasus tersebut berulangkali terjadi dan tak kunjung teratasi.

Masyarakat seolah mewajarkan kekerasan yang terjadi perempuan dengan dalih perempuan lah yang memancing perkara dan tidak bisa menjaga diri sendiri. Ditambah lagi adanya penanaman mindset sedari dini oleh orang-orang tua bahwa hanya anak perempuan yang bertugas memasak, mencuci, hingga membersihkan rumah dan mengagung-agungkan anak laki-laki.

Kekeliruan itulah yang menjadikan budaya patriarki semakin luas dan berujung pada perempuan yang  selalu disalahkan meskipun dirinya adalah seorang korban. Pun membuat budaya patriarki akan berdampak buruk dalam tatanan sosial.

Sebenarnya banyak kalangan perempuan yang sudah menyuarakan aksi untuk memberantas patriarki. Namun individu-individu yang selalu menolak edukasi terkait patriarki dan kesetaraan gender menjadi penghambat dalam mengatasi permasalahan sosial ini.

Oleh karenanya, ketika budaya patriarki masih dilanggengkan, perilaku dan pola pikir perempuan akan terhambat untuk setara dengan laki-laki. Dan itu adalah suatu keniscayaan.

Penulis : Salsabila Khalisa Aprilidiany

Penyunting: Khoirul Atfifudin

Sumber gambar : Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *