Minggu,10 Oktober 2021

Buton Tengah, Buana Pers Purna Paskibraka Indonesia (PPI) kabupaten Buton Tengah (Buteng) mengadakan acara nonton bareng (nobar) dalam kegiatan penggalangan dana untuk keperluan Musyawarah Besar (Mubes) membahas pembentukan organisasi PPI Buton Tengah secara resmi.

Salah seorang Purna Paskibraka Buteng sekaligus yang menjadi penggerak dari terselenggaranya acara ini, Muslimin Anas, Sabtu (9/10) mengakatan, tujuan diadakannya acara nonton bareng (nobar) menjadi salah satu kegiatan menggalang dana demi kebutuhan Mubes.

Muslimin Anas yang akrab dipanggil dengan sebutan La Ponto juga mengatakan, acara nobar film The East Based On True Events menjadi salah satu dari kegiatan penggalangan dana untuk mengadakan Mubes sehingga adik-adik dari PPI Buteng memiliki wadah sebagai penerus nasionalisme pancasila, karena paski sendiri identik dengan kenegaraan.

Ketua Mubes, Ari Putra Pratama As, S.sos dibawah bimbingan bapak Laode Nursamsu, S. STP sebagai Pembina PPI Buteng memberikan mandat kepada masing-masing kecamatan untuk mengadakan kegiatan penggalangan dana. Dari kecamatan Gu sendiri mengadakan beberapa kegiatan dan salah satunya adalah acara nobar ini.

Acara nobar film The East Based On True Events ini menjadi kegiatan kedua dari rangkaian kegiatan penggalangan dana yang mana kegiatan pertama telah dilaksanakan sebelumnya dengan mengumpulkan baju – baju yang sudah tidak terpakai dari anggota PPI Buteng untuk didonasikan dan dijual kembali.

Pada waktu yang sama Muslimin mengatakan, kegiatan nobar ini sebenarnya dirangkai sebagai kegiatan untuk memperingati G30S-PKI pada 30 September kemarin, namun karena waktu yang tidak memungkinkan dengan persiapan yang belum matang sehingga diundur pada minggu ini.

Film The East Based On True Events bercerita tentang sejarah Indonesia dan Belanda di masa penjajahan dari sudut pandang prajurit Belanda bernama Johan de Vries yang menjadi prajurit di bawah komando Raymond Westerling yang datang ke Indonesia tahun 1946.

La Ponto menuturkan, melalui film ini PPI Buteng ingin lebih mengenalkan kepada masyarakat tentang sejarah nasionalisme dalam peperangan Indonesia dan Belanda

“Karena untuk G30S-PKI itu sudah lewat seminggu, jadi kita mempertimbangkan lagi ini masih bisa diterima tidak?,” kata La Ponto

Sebenarnya masih, tetapi karena kami ingin mencari tema lain biar tidak terlalu monoton dan memilih film – film baru dan kami ambil The East. Film ini kan tentang sejarah Indonesia dengan Belanda dimasa penjajahan, mungkin dari sebagian masyarakat belum ada yang mengetahui tentang film ini dan mungkin hanya dari pengikut tiktok saja” sambungnya.

Meski acara ini terbuka untuk umum, namun yang berpartisipasi besar dalam acara ini kebanyakan dari kalangan pelajar SMA. Dalam mempromosikan acara ini pun diutamakan pada para pelajar mengingat tema dari film ini juga mengangkat tentang sejarah sehingga relate dengan pemikiran para pelajar. Apalagi cerita film ini sesuai dengan pelajaran dari sekolah.

Banyaknya yang ikut berpartisipasi dalam acara ini membuat para pelaksana menjadi kewalahan. Apalagi terkait pemesanan makanan dan minuman. Kebetulan acara ini mendapat support dari Kedai Forepo yang menjadi lokasi diadakan acara nonton bareng ini dan sebagai penyedia konsumsi. Sehingga bagi para penonton yang telah membeli tiket nonton akan mendapat potongan harga sebesar Rp5.000 sesuai dengan harga tiketnya.

Tentunya masalah yang dihadapi ini menjadi bahan evaluasi pada kegiatan-kegiatan berikutnya. Karena tujuan awal diadakannya kegiatan ini untuk menjunjung kegiatan Mubes nanti, maka tidak menutup kemungkinan akan diakan kegiatan-kegiatan lainnya.

“Justru saya termotivasi lagi untuk mengadakan kegiatan seperti ini lagi, karena justru saya ingin mengembangkan lagi tidak hanya film. Tapi kaya karya-karya seni yang berbaur melibatkan tentang seni peran, seni drama begitu, nanti pemainnya anak-anak SMA itu, anak-anak yang kita bimbing,” ujar La Ponto.

“Pas pegang ini acara, kenapa saya nggak buat konser ya? Itu lebih wow lagi. Konser itu kaya belum ada sama sekali di kampung kita, jadi seperti itu harapan saya,” tambahnya.

 

 

Narasumber: Muslimin Anas (PPI Buton Tengah)

Reporter: Shafar Mita (Psikologi’20)

Editor: Alan Dwi Arianto (Ilmu Komunikasi’20)