Kebijakan Pemerintah yang menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat (PPKM Darurat) dimasa pandemi Covid-19 membuat kebinggungan berbagai kalangan masyarakat terkhusus pada tingkat menegah kebawah. Pasalnya kebijakan tersebut membuat perekonomian masyarakat menjadi terpuruk, dikarenakan pemerintah hanya membuat kebijakan tanpa memberikan solusi yang nyata. Bayangkan bagaimana kebinggungan para penjual nasi goreng, penjual angkringan dan lain sebagainya harus menaati peraturan pemerintah selama PPKM Darurat dengan tidak melayani makan ditempat dari jam yang ditentukan, sialnya ada yang harus menutup warung mereka akibat kebijakan tersebut. Entahlah apakah Covid-19 punya jadwal piket yang diatur oleh pemerintah sehingga hanya menyerang manusia dijam tertentu saja. Oleh karenanya tidak menutup kemungkinan ada banyak individu dari kalangan menengah kebawah yang sebelumnya sudah menabung guna keperluan sekunder seperti membeli motor, membayar cicilan, renovasi rumah dan lain-lain, Namun dikarenakan ada kebijakan PPKM Darurat, tabungan tersebut harus diambil guna bertahan hidup selama kebijakan itu ditetapkan.

Berangkat dari situasi seperti itu, sudah saatnya kita bersatu dan saling bergotong-royong guna meringankan beban satu sama lain, Tidak hanya berpangku tangan menunggu bantuan dari pemerintah yang sudah terjerat hutang triliyunan rupiah, atau bahkan ‘mungkin’ sekarang ini sibuk mematikan rakyatnya secara pelan-pelan. Dan juga jangan menunggu elemen mahasiswa yang sekarang ini disibukan dengan Ujian Akhir Semester, Skripsi atau sedang menuntut pemotongan UKT/SPP kampus terkait. Namun sedari sekarang kita harus melakukan aksi nyata sebagai wujud kepedulian dan solidaritas terhadap situasi yang ada dengan cara #wargabantuwarga.

Aksi nyata tersebut beraneka ragam rupanya, mulai dari memberikan donasi yang kita miliki (alat medis, makanan, uang dan lain-lain), membagikan informasi terkait Covid-19, mefasilitasi tempat untuk isolasi mandiri. Dan semisal ingin berkontribusi dengan tenaga bisa dimulai dengan mengajak teman satu cicle, satu tongkrongan, organisasi yang diikuti untuk mengadakan galang donasi yang nantinya donasi tersebut disalurkan kepada mereka yang membutuhkan. Atau sekedar membantu menyebarkan pamflet yang berisikan galang donasi melalui media sosial yang kita miliki. Setidaknya kita tidak tutup mata tutup telinga terhadap keadaan yang sekarang ini terjadi. Dikarenakan seperti yang sudah saya tuliskan diatas, Bahwasanya kalo kita menunggu pemerintah memberikan bantuan, maka kita akan mati secara pelan-pelan.

Penulis: Khoirul Atfifudin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *